POHON NATAL & SINTERKLAS: KISAH MELUPAKAN INTI NATAL

Jika anda mencari kata Pohon Natal atau Sinterklas di dalam Alkitab maka anda tidak akan menemukannya, Pohon Natal diambil atau diadopsi dari kebudayaan Jerman untuk kepentingan iman Kristen. 

Menurut tradisi, St. Bonifasius (th. 680) adalah rasul bangsa Jerman. Ia mengganti pohon Eik yang dikorbankan untuk ‘Odin” dengan pohon Den yang dipersembahkan untuk menghormati kanak-kanak Yesus. Pohon terang itu menjadi lambang hidup abadi. Pohon terang menjadi lambang kehadiran Yesus sendiri yang menawarkan hidup abadi kepada bangsa-bangsa. Ada satu tradisi yang berasal dari Inggris yakni berkunjung dari rumah ke rumah dengan lilin bernyala sambil menyanyikan lagu-lagu Natal (Christmas Carol). Kartu Natal baru mulai tahun 1846M. Tokoh legenda SinterKlas (berasal dari nama Santo Nikolas, Uskup Myra abad ke-IV) adalah seorang tokoh yang membawa kegembiraan baru, popular di New York abad 19. 

Dari pembahasan ini semua kita tahu bahwa kesan Natal yang sekarang kita miliki tidak serta merta ada sejak zaman Yesus, tetapi itu merupakan kristalisasi dari suatu proses tradisi yang panjang dari ber abad-abad yang lalu. Kini Natal tidak lagi sekedar perayaan iman dalam liturgi Gereja, tetapi telah menjadi sebuah pesta dunia. Natal seringkali menjadi kesempatan yang baik bagi keluarga-keluarga untuk berkumpul, berbagi hadiah, dan makan bersama. 

Di kota-kota besar Natal disambut dengan hiasan-hiasan yang menakjubkan, persiapan-persiapan pesta besar, tak jarang juga discount-discount untuk produk-produk tertentu digelar demi tujuan tertentu pula. Natal juga telah menjadi kesempatan untuk mengembangkan jaringan bisnis yang kadang-kadang “bisnis kotor”. Orang bernegosiasi sambil merayakan Natal, merayakannya sambil minum minuman keras. Natal dalam arti tertentu telah menjadi budaya kapitalis. Natal gemerlap yang dirayakan di gedung-gedung megah dengan hiasan yang wah, semakin menjauhkan Natal Kelahiran Yesus Kristus dari konsep kesederhanaan. 

Padahal ketika Yesus lahir ke dunia, Ia lahir di kandang hewan. Yesus juga lahir bukan dari keluarga kaya, ayahnya hanyalah seorang tukang kayu yang miskin, ibunya Maria hanya bisa mempersembahkan kepada Tuhan seekor atau sepasang burung tekukur & merpati setelah Yesus lahir - Lukas 2:24, (kebiasaan orang Yahudi dibawah hukum Taurat adalah mempersembahkan korban bakaran kepada Allah di bait, apabila orang itu kaya maka persembahannya berupa domba jantan yang tidak bercela, namun kalau seseorang berasal dari keluarga miskin persembahannya berupa sepasang burung tekukur atau burung merpati) - Imamat 5:7 & Imamat 5:11. Yesus juga lahir di kota yang kecil Betlehem, bukan kota besar, Yesus lahir dalam kondisi kesederhanaan, dalam ketulusan, dalam kemurnian hati yang tercermin dalam sikap dan kata itulah sebenarnya Ia menyapa kita. Semoga hal ini tidak dilupakan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.