Kasihilah Sesamamu Manusia - Lukas 10:25-37

Pada tgl 14 Pebruari, ada banyak orang merayakan Valentiene’s day atau yang dikenal dengan “Hari kasih sayang.” Setidaknya orang-orang merayakannya dengan mengirimkan ucapan. Tapi bagi kita orang percaya menyatakan kasih kepada kepada sesama bukan hanya pada hari-hari tertentu tetapi setiap hari dan tidak sekedar ucapan di bibir saja tetapi seharusnya dengan perbuatan.

Perumpamaan Tuhan Yesus mengenai orang Samaria yang murah hati merupakan contoh yang sangat baik bagaimana seharusnya kita mengasihi sesama. Orang Samaria itu bukan saja mengasihi dengan kata-kata tetapi bahkan dengan perbuatan. Berbeda dengan imam dan orang Lewi walau mereka pelayan di bait Allah yang mengerti dan mengajarkan hukum taurat tetapi mereka sama sekali tidak mengindahkan orang yang sedang berada keadaan setengah mati.

Melalui kisah perumpamaan orang Samaria yang murah hati kita akan belajar bagaimana seharusnya kita menyatakan kasih kepada sesama kita.


1. Orang Samaria ini berhenti untuk menolong dengan risiko yang besar pada dirinya sendiri.
Jalan dari Yerusalem ke Yerikho itu penuh dengan penyamun. Itu suatu tempat yang berbahaya untuk berkeluyuran terlalu lama.


Itu berarti lebih cepat orang Samaria itu pergi, lebih baik. Sebaiknya ia jangan menunggu sampai waktu malam; itu jauh lebih buruk. Waktu sangat penting. Ia sebaiknya pergi secepat mungkin karena sangat berbahaya untuk berkeluyuran di situ.

Lebih dari itu, kalau orang Yahudi yang terluka ini belum mati dan menjadi sembuh, ia dapat bertindak sebagai saksi yang mengenal penyerang-penyerangnya dan karena itu, siapa saja yang berusaha untuk menolongnya berada dalam bahaya yang besar.

Kita tahu bahwa para penjahat biasanya sangat takut akan orang yang dapat mengenal mereka dan berkata, "Aku melihat kamu melakukan ini dan melakukan itu." Atau, "Kamulah yang menyerangku. Aku mengenal wajahmu." Jika ini terjadi, penyamun-penyamun itu bisa saja bermasalah dengan polisi di Israel.

Demikian, siapa saja yang menolong orang yang terluka itu akan dibenci oleh penyamun-penyamun yang merampok orang itu. Seandainya orang itu sembuh dan dapat mengenal penjahat-penjahat itu, dapatkah anda melihat betapa bahayanya bagi orang Samaria ini bahkan di masa depan? Karena orang Samaria inilah yang membangkitkan orang yang terluka itu sehingga dapat mengenal penjahat-penjahat itu, penjahat-penjahat itu bisa saja menaruh dendam terhadapnya.

Tapi walau demikian, orang Samaria ini menyatakan kasih bukan sekedar dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan yang mengandung resiko.

2. Selain dari bahaya yang harus dihadapinya, orang Samaria ini berhenti untuk menolong dengan mengalahkan perasaan jengkelnya terhadap orang Yahudi.

Orang Samaria sangat jengkel dengan orang Yahudi. Kenapa? Karena orang Yahudi memandang rendah, menganggap hina dan membenci orang Samaria. Kenapa seperti itu? Karena orang Samaria adalah keturunan campuran jadi dianggap orang yang rendah. Orang Samaria adalah suku campuran. Karena itu orang Yahudi mengatakan bahwa orang Samaria berkompromi dengan dunia.
Walau jengkel atau marah, tetapi berbelaskasihan oleh karena keadaan orang Yahudi yang sekarat itu mengakibatkan dia menolong orang itu.

Demikan juga seharusnya kita, mungkin seseorang telah menyakiti kita tetapi manakala orang yang menyakiti kita itu telah sekarat jangan keraskan hati, mintalah belaskasihan Tuhan memenuhi kita dan segeralah tolong orang itu.

Yesus mengatakan:
Mat. 5: 43-47 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?

Lukas 6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

Lukas 6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.

3. Orang Samaria itu menolong dengan memberikan uangnya dan bon yang harus dibayar.

Pada waktu sekarang, rumah sakit sangat mahal dan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa rumah sakit murah pada waktu itu. Barangkali ia diberikan bon yang besar karena merawat orang ini. Sebetulnya cukup baik ia membawanya ke tempat penginapan dan berkata, "Oke, kamu lakukan saja dengan dia apa yang kamu inginkan!" Tetapi ia pergi lebih jauh dan berkata, "Aku akan membayar biaya perawatan untuk orang ini. Aku telah melihat keadaannya. Ia tidak ada uang, dan aku tidak akan meninggalkannya begitu saja di sini."

Lebih dari itu, sebagai seorang Samaria, ia tidak ada harapan sama sekali untuk menerima ganti rugi. Berarti, jika orang yang diserang dan dilukai itu ternyata agak kaya dan mampu membayar kembali orang Samaria ini, secara hukum orang Samaria ini tidak dapat menuntut uangnya kembali sekalipun orang itu dapat membayarnya.

Mengapa? Karena seorang Samaria tidak ada kedudukan di Mahkamah orang Yahudi. Ia tidak dapat pergi ke Israel dan menuntut orang Yahudi itu di Mahkamah dan berkata, "Lihat, aku telah membayar semua biaya perawatan untuk kamu. Bukankah wajar kamu kembalikan hutangmu kepadaku? Aku tidak meminta bunga. Aku hanya meminta kembali uang yang telah kubelanjakan untuk kamu." Ia tidak dapat berbuat itu. Dengan lain kata, ia harus mengeluarkan biaya itu tanpa mengharapkan balasan sama sekali. Uang itu tidak mungkin didapatnya kembali.

Tetapi walau demikian orang Samaria itu menolong musuhnya dengan membayar biaya perawatan tanpa mengharapkan imbalan. Dengan kata lain ia menyatakan kasih dengan menolong dengan iklas.

Kesimpulan:

Kita harus memahami tiga hal ini tentang orang Samaria ini, yaitu: menolong dengan risiko yang besar pada dirinya sendiri, menolong dengan mengalahkan perasaan jengkelnya terhadap orang Yahudi, dan menolong dengan memberikan uangnya dan menanggung bon yang harus dibayar.

Sangat indah! Itulah inti kasih.

Kasih memberikan dirinya tanpa memperhitungkan bahaya kepada dirinya sendiri, tanpa mempertimbangkan perasaan pribadi terhadap orang itu, dan tanpa memperhatikan apakah anda akan menerima kompensasi atau imbalan bagi tindakan anda.

Begitu indah sekali!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.