MENJADI BIJAKSANA: BELAJAR DARI KESALAHAN-KESALAHAN BANGSA ISRAEL

Keluaran 5

Ada kata-kata hikmat:  orang bodoh adalah orang yang tidak belajar dari kesalahannya,  orang pandai adalah orang yangg belajar dari kesalahannya, orang bijaksana adalah orang yang belajar dari kesalahan orang lain.

Kebijaksanaan sangat penting untuk menjalani kehidupan ini karena kehidupan manusia tidak akan terulang lagi.  Kita sebagai orang percaya harus menjalani hari-hari kehidupan kita dengan bijaksana.

Bagaimana menjalani hari-hari kehidupan dengan bijaksana?  Belajarlah dari kesalahan2 orang Israel.

1.    Kesalahan orang Israel: Mesir adalah tempat tinggal mereka. Padahal tanah Kanaan adalah tempat tinggal sejati mereka ( baca ay.6-9)

Dunia makin meningkat dgn kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi zaman ini. Kenikmatan hidup meningkat menjadi suatu kebutuhan. Tetapi sungguh ironis di lain sisi kehidupan makin keras dan jahat.  Tuntutan hidup naik dan segala perbuatan dosa semakin merajalela tapi dalam hal moral manusia justru turun derajatnya.

Semua kesulitan yang dialami bangsa israel diciptakan oleh “Firaun zaman ini”  supaya orang berfokus pada hidup ini dan lupa pada tujuan hidup sejati. Allah mengijinkan dan mempergunakan semua kesulitan ini untuk menyadarkan orang percaya bahwa dunia ini bukan tempat sejati kita sebagai orang percaya.

Dr. Wonsuk Ma mengatakan orientasi orang Kristen yang dulunya pada “dunia lain” (surga) berubah menjadi berorientasi pada dunia sekarang ini. Dalam dunia sekarang ini, kesuksesan manusia hanya diukur dari apa yang dimiliki atau apa yang didapatkan. Ini merupakan pola pikir manusia zaman ini.

Manusia, termasuk orang percaya, begitu terikat dgn dunia ini. Hidup hanya utk lahir, sekolah, kerja, kawin, punya anak, besarkan & nikahkan anak, punya cucu, mati. Hidup susah krn itu hrs kerja banting tulang siang malam cari uang. Hidup kaya krn itu ingin terus menerus menikmati kenyamanan dunia ini.

Dulu lagu orang percaya: O, Yerusalem, kota mulia, hatiku rindu ke sana; sekarang lagu orang percaya:  Ku ingin tetap di sini (ingin tetap disini bukan untuk menikmati Bait Tuhan tapi justru hal-hal duniawi).

Orang percaya yg berorientasi kekekalan, nilai-nilai hidupnya pasti berbeda dengan dunia. Bukan hanya sekadar beribadah ke gereja , melainkan punya kerinduan yang besar akan kedatangan Yesus Kristus kali yang kedua menjemput orang percaya masuk surga yang kekal.

Orang percaya  bukan hanya hidup dengan tidak terikat pada dunia ini, bukan hanya lebih berfokus pd Allah tetapi terlebih lagi harus lebih punya kerinduan besar untuk semakin berkenan pada Tuhan dengan karakter yg diubahkan.

2.    Kesalahan orang Israel: kesulitan hidup tidak akan pernah mereka alami sebagai umat pilihan Allah. Padahal Allah tidak pernah berjanji demikian (baca ay. 20-24)

Ada yang mengatakan jika kita berdoa minta rumah dapat rumah, minta toko dapat toko, minta mobil dapat mobil, minta gedung gereja dapat gedung gereja. Apakah selalu demikian? Tidak! Allah kita begitu besar, tdk bisa dimasukkan kedalam satu kotak keinginan kita.

Pemikiran seperti ini berasal dari Injil Kemakmuran bahwa Allah harus menjawab sesuai doa orang percaya. Injil Kemakmuran mengatakan orang percaya pasti kaya, sehat, makmur, senang, lepas dari masalah, senantiasa menikmati hidup. Ada orang berdoa: tolak miskin susah, sakit, meja operasi, bangkrut dll. Ini dusta besar dari neraka jahanam!! 

Allah tdk pernah berjanji orang percaya selalu sukses. Bahkan Yesus mengatakan, di dalam dunia ini kita akan mengalami kesulitan, tapi  kuatkanlah hati karena Ia telah mengalahkan dunia (Yoh 16:33). Kesulitan merupakan cara Allah berbicara pada manusia.

Mengapa Allah ijinkan orang percaya mengalami masalah? Salah satu alasan adalah untuk menyatakan kebesaran kuasa Allah. Satu contoh: Pdt.Willing jadi buta saat usia belasan tahun dapat jadi hamba Tuhan terkenal. Ia banyak diundang berkhotbah karena ia seorang pendeta yang buta namun melayani Tuhan.

Saat kita mengalami masalah, jangan bersungut bahkan marah pada Tuhan atau pada pendeta. Tetapi koreksi  diri sendiri lalu dengarkan dengan sungguh-sungguh suara Allah yg berbicara pd kita.

3.    Kesalahan orang Israel: tujuan utama Tuhan memanggil mereka adalah untuk memberkati mereka. Padahal tujuan utama Tuhan  adalah bersekutu dgn umatNya  (baca ay.1 bd ay.3)

Banyak orang percaya datang pada Tuhan hanya sekadar untuk diberkati Tuhan. Orang yang hanya sekadar untuk diberkati Tuhan,  ciri-cirinya adalah: hanya mencari mujizat, pertolongan, berkat, kesembuhan dll. Yesus hanya jadi juru selamat.

Gereja-gereja yang sekarang ini banyak peminat karena banyak menawarkan mujizat dan berkat dlm ibadah dan khotbahnya, walaupun kadangkala dengan cara-cara yg tidak Alkitabiah. Yesus tidak pernah pakai perjamuan kudus & minyak urapan untuk mengadakan mujzat; bahkan Yesus pakai ludahNya untuk sembuhkan org sakit. Hati orang percaya banyak yang lebih mengutamakan berkat daripada Sang Pemberi berkat. Padahal seharusnya orang percaya sejati tidak cari Tuhan karena berkatNya tetapi karena pribadiNya.

Kehormatan terbesar orang percaya bukanlah diberkati oleh Tuhan melainkan diperkenankan bersekutu dengan Tuhan semesta alam.  Orang percaya sejati harus memiliki hati yang haus dan lapar akan Tuhan senantiasa,  tidak perduli dapat berkat Tuhan atau tidak, yang terutama hidup mengasihi Tuhan.

Masihkah kita mengasihi tuhan lebih dari segalanya jika tuhan: tidak menjawab doa kita, tidak menyembuhkan penyakit kita, tidak memberkati bisnis / pekerjaan kita, tidak memulihkan keluarga kita, tidak memberikan jalan keluar dari masalah kita, tidak mengadakan mujizatnya bagi kita? Kristus sebagai mempelai pria mengasihi gereja yang adalah mempelai wanita. Ini adalah gambaran kedua mempelai harus saling mengasihi. Kasihilah tuhan lebih dari segalanya sebagaimana kristus mengasihi kita.

Kesimpulan:

Hiduplah sebagai orang bijaksana dgn menyadari:
•    Fokus hidup orang percaya adalah kekekalan. Dunia ini bukanlah tempat kita
•    Allah berbicara dalam semua kondisi hidup kita, terutama melalui masalah-masalah kita
•    Kita harus mengasihi  Tuhan lebih dari segala-galanya





Khotbah Kebaktian Raya, 11 Okt 2009 Oleh: Pdt. Iwan Siahaan

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.