Pribadi Yang Mengalami Pelipatgandaan


“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23).

Setiap kita menabur, pasti kita akan menuai, dan kita akan menuai sesuai dengan benih yang kita tabur dan kita akan menikmati apa yang kita tabur tersebut. Tempat di mana kita menabur, itu juga menentukan hasil tuain, apakah tuaiannya baik atau tidak. Matius 13:23 menuliskan 3 (tiga) tingkatan tuain tersebut, ada yang 30, 60 dan 100 kali lipat ganda.    Hasil 30, 60 dan 100 kali lipat adalah sebuah pilihan, mana yang kita pilih ..??? Tuhan menginginkan hasil dari taburan kita adalah 100 kali lipat ganda, itu yang disebut Multiplikasi.   

Sesuai dengan visi gereja kita tahun ini adalah Tahun Multiplikasi (Pelipatgandaan) dan Tahun Promosi, pastinya Tuhan menginginkan kepada kita semua yang percaya kepada-Nya supaya mengalami terobosan-terobosan, mengalami multiplikasi / pelipat gandaan, dan kita juga akan mengalami promosi dalam segala hal, sehingga nama Tuhan Yesus dipermuliakan melalui kehidupan kita. 

Beberapa ciri orang-orang yang mengalami Multiplikasi atau Pelipat Gandaan :

1. PRIBADI YANG BEKERJA SUNGGUH-SUNGGUH DAN MAKSIMAL

Orang yang bekerja sungguh-sungguh dan maksimal akan menghasilkan 100 kali lipat ganda karena maksimal berarti bekerja dengan tidak  setengah-setengah. Kita harus bekerja, karena kesuksesan datang lewat kerja keras.

Orang yang bekerja maksimal adalah orang yang berusaha untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tetapi berusaha menjadi manusia yang berguna bagi lingkungan dan berguna bagi banyak orang. (Ayub 22:2).  

Orang yang bekerja maksimal adalah orang-orang yang sukses, orang-orang yang mengalami pelipat gandaan dan pastinya mengalami promosi.  Orang yang bekerja maksimal adalah orang-orang yang unggul, menjadi kepala bukan ekor.

Orang yang bekerja setengah-setengah adalah orang yang mengharapkan hasil dengan hanya menanti tanpa melakukan apa-apa, sama seperti memancing ikan tanpa umpan, meski seharian menunggu tidak akan ada tangkapan.  

Di mana pun kita di tempatkan Tuhan, baik dalam dunia marketplace maupun dalam dunia pelayanan, kita harus bekerja dan melayani dengan kesungguhan sehingga kita menghasilkan hasil yang maksimal.

2. PRIBADI YANG FOKUS PADA VISI – TUJUAN – TARGET (Filipi 3:13-14)

“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:13-14).   

Kita perlu memiliki kemampuan untuk melihat kehadiran Allah, merasakan kuasa-Nya, dan memusatkan perhatian pada rencana Allah; bukan pada rintangan-rintangan yang ada. (Ibrani 12:2).  

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:2).

Sebab hidup yang tidak memiliki tujuan, lebih menakutkan ketimbang tidak mencapai tujuan. (1 Korintus 9:26).  

“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” (1 Korintus 9:26).                                                                                                               

Proses atau perjalanan untuk menjangkau visi pastinya banyak mengalami tantangan dan pergolakan, tetapi tetaplah fokus pada visi sampai visi tersebut tergenapi. Contoh : Yusuf, Abraham dan Rasul Paulus yang sangat fokus pada visi, walaupun ada tantangan dan rintangan, namun mereka tetap fokus dan akhirnya mereka dpat meraih visi tersebut.

 3. PRIBADI YANG RAJIN, BERTANGGUNG JAWAB DAN TUNTAS.

 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11).

Di dalam dunia ini tidak ada orang miskin dan orang kaya, tetapi yang ada hanyalah orang rajin dan orang malas.  Orang kaya adalah orang biasa yang bekerja sangat rajin dan Tuhan memberkatinya lalu menjadi berkat bagi banyak orang.  

Orang yang rajin adalah orang yang bersemangat. Semangat, ketekunan, kerajinan dan bertanggung jawab dapat membuat orang yang biasa-biasa menjadi unggul, tetapi kemalasan dapat membuat orang-orang yang unggul menjadi biasa-biasa saja.

4. PRIBADI YANG PANTANG MENYERAH

Orang yang pantang menyerah adalah orang yang tidak pernah putus asa, tidak pernah frustasi dan tidak pernah takut (Amsal 24:16).  

“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.” (Amsal 24:16).  

 Orang yang pantang menyerah adalah orang yang memiliki daya cipta, aktif dan kreatif.   Orang yang pantang menyerah adalah orang yang memiliki daya cipta, aktif dan kreatif.   Orang yang pantang menyerah adalah orang yang sabar, karena melalui kesabaran seseorang dapat meraih lebih daripada kekuatan yang dimilikinya. (Amsal 16:32).   

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32).

Orang yang pantang menyerah adalah pribadi yang berkemenangan dan bukan pecundang, karena para pecundang membayangkan konsekuensi kegagalan, tetapi para pemenang membayangkan hadiah kemenangan. (1 Korintus 15:57).   

“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 korintus 15:57).   

Orang yang pantang menyerah adalah orang yang sabar, karena melalui kesabaran seseorang dapat meraih lebih daripada kekuatan yang dimilikinya. (Amsal 16:32).   

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Amsal 16:32).

Orang yang pantang menyerah adalah pribadi yang berkemenangan dan bukan pecundang, karena para pecundang membayangkan konsekuensi kegagalan, tetapi para pemenang membayangkan hadiah kemenangan. (1 Kor. 15:57).   

“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 korintus 15:57).






Sumber: 
- Khotbah Pdt.Dias Pora Padang, M.Th dalam Kebaktian Umum GSJA Kemuliaan Kebon Kosong, pada hari Minggu, 02 Maret 2014. 
- Warta Komsel GSJA Kemuliaan Kebon Kosong.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.