BELAJAR DARI KISAH ORANG-ORANG MAJUS



Baca: Matius 2:1-15

Siapa orang-orang majus?  Orang alim, bijaksana, terpelajar – termasuk dalam ilmu perbintangan, berpengaruh, kaya, datang dari Timur, tanah/negeri  Arab, 1500 KM dari Betlehem.

Pada saat ini kita akan merenungkan kebenaran rohani yang dapat menjadi pelajaran bagi kehihidupan kita dari kehidupan orang-orang majus ini.


1.    Siapa yang mencari Tuhan dengan segenap hati ia akan mendapat sukacita yang luar biasa, ay. 1-2,10-11

Orang-orang majus mencari Bayi Yesus untuk disembah. Dalam hal itu tidak sedikit tantangan yang mereka hadapi: tinggalkan keluarga, kampung halaman, siapkan dana untuk kebutuhan dalam perjalanan, berjalan berhari-hari, berjalan dalam panas terik di padang gurun, berjalan dalam dinginnya hawa di padang gurun, belum lagi harus melawan pemikiran – bagaimana kalau bintang yang mereka lihat itu merupakan tanda yang salah, bukankah mereka melakukan perjalanan dan pencaharian yang sia-sia?

Pencaharian orang-orang majus ini tidak sia-sia. Allah yang Maha baik pada akhirnya menuntun mereka untuk menemukan bayi Yesus. Dan Alkitab mengatakan, mereka begitu bersuka cita.
Pemazmur mengatakan supaya kita  mencari Tuhan dan kekuatanNya serta wajahNya, dan kita akan bersukacita akan hal itu, Mz. 105:3,4.

Kemudian Yesus mengatakan supaya kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya dan sebagai akibatnya Tuhan akan menambahkan segala sesuatu kepada kita, Mat. 6:33
Tetapi perlu diingat, kadang-kadang dalam mencari Tuhan, kerajaanNya mungkin kita akan menghadapi tantangan seperti orang-orang majus, dan dalam situasi itu teruslah maju maka pastilah kita akan menemukan dan menerima berkat Tuhan dan hal itu akan membuat kita bersukacita seperti orang-orang majus.

2.    Tetap setia iring dan melayani Tuhan walau orang-orang disekitar kita tidak mendukung atau menopang, Mat. 2:9a

Orang majus pergi sendiri dengan tidak diantar oleh oran-orang Herodes atau oleh imam-imam ke Betlehem, padahal jaraknya kira-kira hanya 11 KM

Orang majus sebenarnya tamu dari seluruh orang Yahudi dan seharusnya ditemani oleh orang Yahudi untuk mengantarkan mereka ke tempat di mana Raja orang Yahudi itu lahir. Tetapi sekali lagi – orang-orang majus pergi sendiri.

Walau orang Israel sendiri tidak perduli dengan  Sang Raja yang baru lahir, tetapi hal itu tidak menyurutkan keinginan orang-orang majus untuk menyembah bayi Yesus.

Demikian juga dengan kita, walau orang di sekitar kita tidak mendukung pengiringan kita kepada Tuhan, tidak peduli dengan pekerjaan Tuhan – tetapi mari kita teladani orang-orang majus – kita tetap setia dalam mengiring dan melayani Tuhan.

3.    Tetap menyembah dan mempersembahkan korban walau harapan berbeda dengan kenyataan.

Orang majus sendiri mengatakan bahwa mereka datang untuk menyembah raja yang baru lahir
Dan pastilah seorang raja lahir di tempat yang indah, tetapi apa yang mereka saksikan adalah bahwa Yesus lahir bukan di tempat indah tapi di rumah yang sangat sederhana.

Walau demikian mereka tetap bersuka cita, menyembah dan mempersembahkan yang terbaik bagi bayi Yesus.

Biarlah kita belajar seperti orang-orang majus ini yang tetap menyembah dan mempersembahkan yang terbaik walau mungkin harapan berbeda dengan kenyataan.

Kesimpulan:



Kebenaran rohani yang dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan kita dari kehidupan orang-orang majus ini adalah: 

  1. Siapa yang mencari Tuhan dengan segenap hati ia akan mendapat sukacita yang luar biasa, 
  2. Tetaplah setia iring dan melayani Tuhan walau orang-orang disekitar kita tidak mendukung atau menopang, 
  3. Tetaplah menyembah dan mempersembahkan korban walau harapan berbeda dengan kenyataan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.